Kecerdasan Emosi, Diri Sendiri & Lingkungan Sosial.

Kecerdasan Emosi dalam Lingkungan Sosial.

Kecerdasan Emosional adalah ungkapan diciptakan oleh Daniel Goleman, seorang profesor Universitas Harvard yang mengkhususkan diri dalam bidang Sosial Neuroscience. Dia adalah pelopor kecerdasan emosional selama bertahun-tahun. Dan sampai sekarang ia telah menerbitkan tiga buku. Ada yang saya suka salah satu kutipan singkat dari sebuah buku yang ditulisnya Working with Emotional Intelligence.

"Aturan untuk bekerja berubah. Kita sedang dihakimi oleh tongkat halaman baru: tidak hanya oleh seberapa pintar kita, atau dengan pelatihan atau pengalaman, tetapi juga oleh seberapa baik kita menangani diri sendiri dan orang lain ".

Sebagai contoh, bisnis misalnya, pasar saat ini terus berkembang. Bisnis berfungsi sebagai sarana kompetisi yang terus tumbuh dan berkembang. Seiring dengan itu, kecerdasan para pelaku bisnis pun makin berkemabang. Hasil akhirnya adalah bahwa faktor yang menjadi penentu bisnis yang sukses bukanlah produk, tapi orang-orang yang terlibat dalam bisnis tersebut.

Dalam hal ini, 'permainan' setiap perusahaan dalam mengembangkan perusahaannya bisa tampak berbeda, meski ternyata diluar banyak sekali produk yang mirip, dijual oleh perusahaan berbeda yang memiliki kualitas yang sama. Namun, apa yang membedakan mereka? adalah orang-orang yang membuat hubungan antara perusahaan dengan perusahaan lainnya, orang-orang yang menjadi jembatan kesenjangan organisasi dan para pengendali bisnis.

Tes IQ menjadi praktek umum yang dilakukan untuk mendefinisikan kecerdasan seseorang. Namun, ternyata hanya sebagian saja. Yang lucu mengenai IQ adalah bentuk statis dari kecerdasan. Memang benar, seiring waktu akan tetap sama, bahkan ketika anda menginjak usia berapa pun, iQ anda akan tetap sama.

Dalam tulisan kali ini, saya ingin memperkenalkan tentang EQ (Emotional Quotient) atau kecerdasan emosional. Ini tentang kecerdasan emosi anda, dan itu bersifat dinamis. Kecerdasan emosional Anda akan terus berubah dan selalu berkembang sepanjang waktu hidup Anda. Perlu dipahami, tidak ada korelasi antara IQ dan EQ.

Beberapa dari Anda mungkin bertanya-tanya apakah ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan? Dalam "berhubungan" EQ perempuan cenderung lebih dilihat cenderung sebagai emosional. Sebenarnya wanita dan pria sama saja dalam hal EQ, karena kekuatan dan kelemahan seimbang: Perempuan lebih emosional secara sadar dan laki-laki lebih tahan terhadap stress.

Kecerdasan Emosional adalah bagaimana Anda menangani emosi sendiri. Kecerdasan sosial adalah bagaimana Anda menangani diri sendiri dan orang lain dalam situasi sosial.




Analogi gunung es.

Para generasi muda bangsa kita terus berkembang lebih cerdas dan pintar, namun keterampilan sosial mereka dengan cepat mudah menurun, tidak berimbang. Salah seorang peneliti berkomentar bahwa "Anak-anak sekarang tidak bisa menerima kritikan." Dalam masyarakat kita atribut IQ tinggi menjadi patokan untuk sukses dengan otomatis. Itu palsu, kawan.

Tidak semua jenius berhasil dalam hidup. Telah terbukti berulang kali bahwa faktor penentu utama dalam kesuksesan adalah EQ, bukan IQ (perlu dicatat; meskipun sebetulnya seseorang harus memiliki IQ yang memadai). Kecerdasan emosional adalah yang membuat perbedaan antara pemain rata-rata dan superstar.

Tujuan tulisan ini adalah ingin membuat semua orang sadar. Dengan merubah cara pandang dan bertindak, Anda akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari diri  sendiri, dan pada saatnya juga akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari orang-orang yang berinteraksi dengan Anda.

Comments

Post a Comment